Fosil manusia purba beserta peralatan penunjang kehidupan sehari-hari banyak ditemukan di Indonesia,dan temuan fosil manusia purba terlengkap ada di daerah Sangiran,Jawa Tengah
TERASWISATA - Misteri peradapan dunia masih menjadi perbincangan arkeolog di berbagai belahan dunia. Indonesia menjadi salah merupakan surga bagi para arkeolog yang ingin melacak dan mengkaji terkait peradapan jaman prasejarah diantaranya kehidupan manusia purba.
Fosil manusia purba beserta peralatan penunjang kehidupan sehari-hari banyak ditemukan di Indonesia, dan temuan fosil manusia purba terlengkap ada di daerah Sangiran,Jawa Tengah.
Megantropus Palaeojavanicus, Manusia Raksasa dari Jawa
Pada 1936-1941, GHR Von Koenigswald dan F Weidenreich melakukan penyelidikan di sepanjang Sungai Bengawan Solo dan berhasil menemukan fosil tengkorak manusia tertua yang disebut Meganthropus Palaeojavanicus.
Diperkirakan hidup 1 juta sampai 2 juta tahun yang lalu, pada masa Paleolithikum atau Zaman Batu Ciri ciri tubuhnya kekar, rahang dan gerahamnya besar,serta tidak berdagu sehingga menyerupai kera,diperkirakan juga makanan yang dikonsumsi oleh manusia purba ini adalah tumbuh-tumbuhan.
Akhirnya ada tanggal 5 Desember 1996 situs Sangiran resmi diterima UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia dan dicatat dalam World Heritage List no. 593 dengan nama Sangiran early man site (dokumen WHL 96/Con/2201/21).
Setelahnya temuan fosil manusia purba tidak hanya ada di pulau Jawa saja. Namun ada juga temuan di salah satu gua di Nusa Tenggara Timur (NTT).Tepatnya Goa Ling Bua, berada di kawasan situs purbakala yang terletak di Dusun Rampasasa, Desa Liangbua, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Flores.
Di dalam Goa Ling Bua pada tahun 2001 ditemukan fosil manusia namun berukuran kecil, berukuran tinggi 100 cm dengan berat yang diperkirakan hanya 25 kg dan dinamakan Homo Floresiensis.
Temuan fosil ini mengejutkan dunia arkeologi karena bentuk fisik dan berat juga tingginya hampir mirip dengan Hobbit.
Penemuan fosil lukisan Floresiensis ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan tahun 2001 dengan melibatkan tim dari University of New England, Australia dengan Arkeolog Nasional.
Manusia purba yang ada di gua ini memang mencuri perhatian dunia. Bahkan diawal penemuan mengejutkan para arkeolog internasional. Pasalnya ukuran manusia purba di Flores ini jauh berbeda dengan temuan pada umumnya.
Di dalam goa Liang Bua yang diambil dari bahasa Manggarai berarti gua atau lubang sejuk ini diduga menjadi tempat tinggal bagi manusia Homo Floresiensis dari Flores. Terlihat dengan temuan potongan rangka, rahang bawah, perkakas bekas, serta sisa-sisa tulang Stegodon (gajah purba) kerdil, biawak raksasa, serta tikus besar.
Hasil dari uji laboratorium sampel sediman di pojok selatan Gua Liang Bua terbentuk dari 190.000 tahun silam. Gua ini terbentuk dari bebatuan yang terbawa arus sungai hingga terbentuk gundukan bukit. Di dalam goa juga melihat stalaktit yang ada di langit-langit goa.
Lukisan Dinding Tertua juga ada di Indonesia
Sebuah lukisan (gambar cadas) berbentuk gambar tangan ditemukan di salah situs Leang Bulu' Sipong 4 yang merupakan satu dari ratusan gua di daerah Karst Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan. Diperkirakan lukisan tersebut berusia 40.000 tahun.
Hal tersebut terungkap melalui serangkain penelitian arleolog dari Pusat Arkeologi Nasional, Balai Arkeologi Makassar, Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Makassar, dan Universitas Wollongong di Australia. Selain itu ditemukan juga pula gambar cadas lain berupa gambar babi rusa berusia 35.400 tahun.(Uti)